Category Archives: Information Technology

Mendapatkan Hostname dari IP Address

Berawal dari usaha untuk investigasi kenapa komputer virtual saya kena virus, akhirnya sampailah saya kepada perintah yang sangat usefull! ceilah bahasanya 😀

Yaitu bagaimana mengetahui hostname dari sebuah komputer apabila yang kita ketahui hanyalah IP addressnya. Kalau komputer kita dan IP yang hendak kita ketahui itu terdaftar di DNS, tidak akan jadi masalah karena akan langsung resolve dari DNS server. Nah gimana kalo nggak? 😀 Inilah saudara-saudara.. perintah ajaib tersebut :

Windows ——-

C:Documents and Settingsandi>ping -a 10.0.2.2
Pinging SERVER [10.0.2.2] with 32 bytes of data:
Reply from 10.0.2.2: bytes=32 time=18ms TTL=127
Reply from 10.0.2.2: bytes=32 time=3ms TTL=127
Reply from 10.0.2.2: bytes=32 time=6ms TTL=127

Linux —–

koole@server:~$ host 192.168.0.117 117.0.168.192.in-addr.arpa domain name pointer server.infracom-tech.com

Gimana, canggih kan? 😀 :))

btw banyak yang nanya, untuk mengetahui hostname komputer kita sendiri apa perintahnya? Untuk itu kita cukup ketik hostname di command prompt windows atau console linux.

DNS Server Benchmark – Google Public DNS vs OpenDNS

Tanggal 12 Desember lalu Google launching layanan baru bagi pengguna internet, yaitu Google Public DNS. Kurang lebih layanan ini serupa tapi tak sama dengan layanan OpenDNS yang udah duluan ada, kurang lebih sejak 3 tahun lalu.

Pentingnya kegunaan DNS server mulai terasa sejak aku pakai internet Speedy di rumah. Seringkali DNS server default Telkom Speedy down sehingga menyebabkan aku ga bisa browsing internet, karena browser ga bisa melakukan resolusi hostname. Dulunya aku pikir yang terpenting untuk DNS Server adalah “yang terdekat otomatis tercepat”.

Ternyata salah. Selain urusan kecepatan response time, ada faktor yang lebih penting lagi yaitu “reliability”, seberapa sering server tersebut mengalami downtime. Dengan adanya layanan Google Public DNS, justru membuat aku sedikit bingung; “DNS Server mana yang sebaiknya digunakan?” OpenDNS yang udah berpengalaman selama kurang lebih 3 tahun sebenernya belum pernah mengecewakan, tapi nama besar Google cukup membuatku tertarik untuk mencoba Google Public DNS.

Untungnya ada tool bagus buatan Google yang gunanya untuk melakukan benchmarking DNS Server, namanya NameBench. Program ini tersedia untuk Windows, Linux, dan OS X. Berikut skrinsutnya;

namebench-23

Udah aku coba program ini di Linux dan Windows, dengan menggunakan ISP XL HSDPA. Hasilnya kurang lebih seperti ini;

Mean Response Duration
mean-response-duration

Fastest Individual
fastest-individual

NameBench akan memberikan rekomendasi DNS Server mana yang sebaiknya digunakan di akhir test. Untuk lebih jelasnya, silakan liat halaman inidengan grafis yang lebih user friendly 😀 So, which DNS server do You use? 😉

Update Twitter via BASH Script di Linux

Hi!

Bisa dibilang post kali ini cuma lanjutan aja dari posting sebelumnya. Sama2 pake CURL, sama2 via command line di Linux, tapi skarang kita mau coba pake BASH script.

Yah, bukan BASH scripting yang advance. Masih sangat sederhana tapi cukuplah buat kita belajar scripting tingkat lanjut nantinya 😉 Yuk mari kita liat seperti apa BASH script yang akan dibuat;

!/bin/bash
read -p "Username: " username stty -echo
read -p "Password: " password; echo stty echo
read -p "Status: " status curl -u $username:$password -d status="$status" http://twitter.com/statuses/update.xml 1> /dev/null echo "Status updated! ;)"

Simpan script itu dengan nama file tweet, atau tweet.sh, atau apalah terserah aja. Jangan lupa sebelumnya kita kasih permission execute dulu file tersebut, supaya.. ya supaya bisa di-execute 😀

sudo chmod +x tweet.sh

Nah, lalu kalo kita mau menjalankan script tersebut cukup ketik aja perintah ini;

./tweet.sh

Autofocus Pada Nokia E71

Ponsel KEREN kayak Nokia E71 dan E66 sebenernya punya fitur yang sama persis. Salah satu di antaranya adalah kamera 3,2 mega pixel Autofocus. Tapiiiii.. gak seperti E66 yang punya tombol kamera khusus pada bagian samping casing yang bisa ditekan setengah untuk mengaktifkan autofocus, E71 gak punya tombol khusus buat jepret. Yang ada adalah tombol Navi key alias tombol gede pada bagian tengah yang biasa dipake buat pilih2 ini-itu. Dengan menekan tombol itu kita bisa jepret sana sini, tapi tanpa autofocus.

Lalu gimana caranya supaya kita bisa jepret2 foto dengan autofocus? Awalnya aku juga bingung waktu pake hengpon E71 punya temen. Si empunya hengpon juga sama aja bingungnya. Sempet berpikiran jangan-jangan, jangan-jangan.. jayuice.

Akhirnya setelah googling sana sini, dapet referensi dari sini nih. Ternyata saudara-saudara.. caranya adalah.. Setelah membidik objek yang mau dijepret, tekan tombol “T” pada keypad, lalu setelah mendapatkan focus yang pas barulah kita tekan tombol Navi key. Tapi setelah dipikir2 kok kayaknya nggak auto-auto banget ya? masa harus pijit dua tombol buat gitu aja? :D.

nokia-e71-add-featuremap-800

Sierra C885 + XL Internet Prabayar

Yaaaayyyyy senangnya hati ini.. la la la.. 😀

Kmaren siang pas jam istirahat kantor aku langsung ngibrit ke mall Ambassador di Kuningan, mau beli modem Sierra C885 yang udah di-idam2-kan dari dulu.

Sempet muter-muter di mall tersebut, tanya sana tanya sini. Ternyata harganya bervariasi, mulai dari 570 sampai ada yang jual 650 ribu rupiah. Varian nya pun seolah-olah ada 2, yang ada logo AT&T di atasnya, dan polos hitam tanpa ada logo apa-apa. Pas liat barang yang ada logo AT&T, kok aku ngerasa agak janggal. Bagian atas dari modem-modem tersebut (ya, aku lihat ga cuma satu barang aja, tapi beberapa) kok udah pada gores halus gitu ya. Kayak barang bekas.

Wah.. mulai berpikiran jangan-jangan barang dengan logo AT&T dan dengan packaging warna biru muda yang terlihat tidak meyakinkan ini adalah barang bekas, refurbished, atau return dari pelanggan AT&T di luar negeri sana. Secara kan garansi barang ginian pasti replacement, bukan repair lalu dikembalikan.

Lalu aku liat di toko lain ada yang jual modem Sierra C885 dengan warna hitam polos, tanpa ada logo AT&T di atasnya. Secara kasat mata sih modem yang ini terlihat meyakinkan. Pelindung plastik modem masih nempel, packagingnya juga terlihat lebih rapi dan profesional. Langsung hajar aja deh tanya harga nett nya ke yang punya toko. Bungkus bang! hehe..

Oyah, untuk masalah varian-varian modem yang terlihat gores atau packaging tidak meyakinkan, mungkin berbeda-beda yah tiap toko. Aku gak bilang bahwa semua modem dengan logo AT&T dan packaging/kardus warna tertentu tersebut adalah barang bekas atau refurbished. Mungkin berbeda antara toko yang satu dengan yang lain. Atau antar mall yang satu dengan yang lain, hehe… Hati-hati dan teliti sebelum membeli, kawan 🙂

Urusan modem kelar, skarang tinggal urusan kartu perdana internetnya nih. Mau pake apa? Indosat M2, Telkomsel Corporate Unlimited, atau -yang baru aja keluar- XL Unlimited Internet? Perdana Indosat M2 skarang na’ujubilah amit-amit mahalnya. Untuk yang perbulannya 125 ribu, harga perdananya 500 ribu. Ah nggak deh, lewat.. Trus untuk Telkomsel Corporate Unlimited, kebetulan aku gak bisa daftar karena kata orang Telkomsel (yang kantornya persis di atas kantorku) saat ini pengajuan Telkomsel Corporate *Basic *sedang di-pending. Gak jelas kapan bisa buka pendaftaran baru lagi. Mau coba-coba beli di luar agak ribet, mesti nunggu billing cycle yang mengikuti tanggal kalender. Belum lagi dengan review miring oleh kawan-kawan di forum kaskus, banyak yang komplain. Ada yang bilang lambat banget lah, susah konek lah, bahkan sampai kartu mati gak bisa dipake.

Okay..akhirnya pilihan jatuh pada kartu perdana prabayar XL. Selain menurutku lebih simple dalam penggunaan, karena kita gak perlu daftar ini itu dan kartu bisa langsung aktif, juga karena tarif bulanannya cukup wajar, 150 ribu rupiah. Isi ulang bisa pake voucher XL biasa, atau elektrik. Yang jelas, pastikan sebelum hari ke-30 pulsa kita harus tetap di atas 150 ribu rupiah. Untuk masalah kecepatan kurasa standar aja. Download speed ada di rentang 10-30 kBps. Oya, selama sebulan kita diberikan quota sebesar 1 Gigabytes, dan setelah lewat dari quota maka bandwidth akan diturunkan menjadi 64 kbps atau setara 8 kBps.