Sopir Sotoy

Seorang sopir lagi nyetirin boss bule Amrik, kebetulan lagi sial. Mobilnya nyodok kendaraan di depannya karena mendadak berhenti.

Dengan terbata-bata ia minta maaf kepada si boss:

“Sorry Sir, I brake brake, do not eat. After I check, the wheel no flower again ” (maaf pak saya rem-rem nggak makan, setelah saya cek rodanya nggak ada kembangannya lagi).

Begitu si Boss mau ikutan ribut sama yang ditabrak, dia bilang:

“Don’t follow mix Sir! the bring that car if not wrong is the children fruit from manager moneys, he stupid doesn’t play! let know taste” (nggak usah ikut campur pak, yang bawa mobil itu kalo nggak salah anak buah dari manajer keuangan, dia memang goblok bukan main, biar tahu rasa)..

he stupid doesn’t play! let know taste……….

New Year’s Eve

Yuhuuu!! Malem ini internetan di FTSP rame2 bareng anak kos sampe jam 11 aja… Gak mau sampe jam 12 teng, karena kita mau bakar2 sate di kos sambil nunggu pergantian tahun.. Di kaliurang dingin banget, walopun gak ujan, karena seharian tadi udah ujan terus-terusan.

Ok deh, selamat tahun baruuuu!!

The Harsh Cry of The Heron

Akhirnya hari ini aku namatin baca novel seri terakhir dari kisah klan otori, the hars cry of the heron.. Ini buku baru banget, pas aku baca, tuh buku sebenernya belum beredar luas di pasaran. Tapi beruntunglah ano temen kos aku dapet kiriman gratis dari penerbitnya –matahati-, karena waktu itu dia ngirim resensi. Secara fisik bukunya jauh lebih tebel dari buku2 sebelumnya, 744 halaman. Kalo harga pasti di tokonya gak tau brapa, tapi di situsnya tercantum rp. 89.500 (biasanya di toko2 harganya lebih murah).

Sebelum baca buku itu, aku sempet nanya sama ano, apa bener klo otori takeo akhirnya mati oleh anaknya (karena di buku sebelumnya kan ada ramalan bahwa takeo gak bakalan mati kecuali di tangan putranya sendiri). Ano malah bilang klo takeo mati oleh kaede, istrinya, dan kemungkinan besar klo aku bakal kecewa begitu abis baca bukunya. Apa bener????? Aku udah agak kecewa duluan nih. Masa sih takeo mati oleh kaede, orang yang paling dia sayangi?? Jangan sampe!! bukunya aku baca pelan-pelan.. Aku nikmati, aku pahami banget tiap kata-katanya. Seru dan ceritanya bagus, walaupun di situ takeo & kaede udah tua, punya anak cewek smua, yang sulung namanya shigeko (diambil dari nama shigeru), trus yang kembar namanya maya & miki. Shigeko dibesarkan secara ksatria, karena dia emang gak dikaruniai dengan Kemampuan kikuta. Sedangkan si kembar, maya & miki, punya kemampuan tribe/kikuta seperti ayahnya takeo. Mereka berdua dibesarkan di lingkungan keluarga tribe, selain karena untuk mengasah kemampuan kikutanya, juga karena si ibu (kaede), gak begitu sayang sama mereka. Kaede menganggap bahwa memiliki anak kembar adalah sebuah kutukan dan bencana. Si kembar menyadari hal ini, tapi mereka tetap menyayangi ibu mereka sepenuh hati.

Konflik mulai muncul ketika terjadi perselisihan antara takeo dengan kaisar dan panglima perangnya, Saga Hideki. Saga Hideki bersekongkol dengan Arai Zenko & istrinya, Hana, untuk meruntuhkan kekuasaan Takeo dengan berbagai tipuan dan hasutan. Ketika perang melawan pasukan Saga Hideki, Takeo menang. Tapi dia justru kecolongan di kota Hagi karena kota itu sudah dihancurkan oleh pasukan Arai Zenko dan istrinya sendiri, Kaede yang termakan hasutan dari Hana, istri Zenko.

Takeo akhirnya mengasingkan diri ke biara di terayama, dan berniat untuk tidak membunuh lagi dengan mengamalkan ajaran houou. Di sana dia disambut hangat oleh kawan lamanya Gemba dan Makoto.

Singkat kata, pasukan Arai Zenko terlibat perang dan dikalahkan justru oleh Saga Hideki. Karena Saga akhirnya menikahi Shigeko, putri Takeo, dengan berbagai persyaratan, dan laki2 itu menyetujui semuanya.

Trus gimana dengan kabar Takeo & Kaede? apa bener Takeo udah mati? oleh siapa? Bagaimana pula dengan kabar Maya & Miki? l

Lebih enak baca sendiri kali ya.. beli bukunya! Gak enak kan klo aku ceritain endingnya, ntar jadi gak menarik lagi.. betul? Dijamin deh gak bakalan nyesel.. Ceritanya jauh lebih seru (dan lebih sedih) daripada buku sebelumnya..

Leland Stanford

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar dan suaminya yang berpakaian sederhana dan terlihat usang, turun dari kereta api di Boston, dan berjalan dengan malu? menuju kantor Pimpinan Harvard University dan meminta janji temu. Sang sekretaris langsung mendapat kesan bahwa orang kampung, udik seperti ini tidak ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.

“Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard”, kata sang pria lembut. “Beliau hari ini sibuk,” sahut sang sekretaris cepat. “Kami akan menunggu,” jawab sang Wanita. Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi.
Tetapi ternyata tidak, dan sang sekretaris mulai frustrasi dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pimpinan.

“Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi,” katanya pada sang Pimpinan Harvard. Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka, tetapi dia tidak menyukai ada orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang diluar kantornya. Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.

Sang wanita berkata padanya, “Kami memiliki seorang anak yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini.”

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh… dia bahkan terkejut. “Nyonya,” katanya dengan kasar, “Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini akan seperti kuburan.”

“Oh, bukan,” sang wanita menjelaskan dengan cepat, “Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard.” Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, “Sebuah gedung! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung?! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard.”

Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, “Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?” Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.

Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, dimana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard.

Internet Lemot –> Sengsara..

Gara2 Taiwan kena gempa, trus kabel2 bawah laut yang jadi backbone koneksi internet rusak, akibatnya koneksi internet (internasional) di Indonesia jadi drop.. Kayaknya minggu2 ini emang sengsara bener.. Udah aer di kos belom ngalir2, sering mati lampu, eh skarang malah gak bisa internetan dengan nyaman.. nasib…nasib…